Pentapan Laju Permebilitas
I. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Permeabilitas
adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air. Tanah
dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan
laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif
sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau
lewat.
Kurangnya perhatian kita pada tanah, mungkin
disebabkan karena pengertian dan pandangan kita yang berlainan tentang hasil
utama ala mini. Misalnya, bagi seorang insinyur tambang, tanah adalah suatu
bahan rombak yang menutupi batuan – batuan atau mineral – mineral yang harus di
gali. Orang yang memiliki perumahan
mempunyai pengertian lain tentang tanah, adalah suatu hal yang menyenangkan,
jika ia berkata tanahnya baik dan lunak. Petani sama halnya dengan pemilik
perumahan tersebut, memandang tanah sebagai tempat untuk kehidupan tumbuhan.
Bagi petani tanah itu adalah tempatnya menggantungkan hidup (Buckman dan Brady,
1982).
Pada mulanya, tanah dipandang sebagai lapisan
permukaan bumi yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya – gaya
alam, sehingga membentuk regolith (Lapisan berpartikel halus). Konsep ini
dikembangkan oleh Dokuchaev di Rusia pada sekitar tahun 1870 (Hanafiah, 2007).
Selain
itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik tanah. Hantaran
hidraulik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling bersambungan dengan satu
dengan yang lain. Secara kuantitatif hantaran hidraulik jenuh dapat di artikan
sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan
jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan sebagai media pori adalah
tanah. Penetapan hantaran hidraulik didasarkan pada hukum Darcy.
Dalam
hukum ini tanah dianggap sebagai kelompok tabung kapiler halus dan lurus dengan
jari-jari yang seragam. Sehingga gerakan air dalam tabung tersebut di anggap
mempunyai kecepatan yang sama. Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang
melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan
tanah (Rohmat, 2009).
Permeabilitas
tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat
sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong
agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1) (N.Suharta dan B. H Prasetyo,
2008). Permeabilitas adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri
tanah itu sendiri yang menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan zat
tertentu melalui pori-porinya.
Permeabilitas
tanah, merupakan pengaruh pada lapisan yang kedap, serta mempengaruhi ketebalan
dan nisbah bentotit, itu semua yang sangat menentukan permeabilitas tanah.
Secara
umum, tanah juga berarti bagian terpisah dari bumi dan bulan sebagaimana
dibedakan dari batuan yang padat. Pengertian seperti ini lebih umum, karena
defenisi seperti ini mencakup tidak saja tanah dalam arti biasa, tetapi juga
batuan, air salju dan bahan udara yang semuanya mampu mendukung kehidupan.
Pendeknya, kata tanah mempunyai banyak arti dan akan digunakan dalam berbagai
cara (Foth, 1994).
Dari
uraian sebelumnya maka di perlukan penetapan laju permeabilitas di desa
Akekolano Kec. Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan.
2. Tujuan praktikum
Tujuan
dari Praktikum ini untuk menetapkan kemampuan tanah meloloskan air dengan satuan cm/jam
(permebilitas).
II. TINJUAN PUSTAKA
1.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemebilitas Tanah
Permeabilitas menujukan kemampuan tanah untuk
meloloskan air struktur, sturktur dan tekstur serta unsur organik lainya juga ikut
ambil bagian dalam menaikan laju inflasi dan menurukan laju air. Tekstur tanah
merupakan salah satu sifat fisik tanah, begitu juga dengan permeabilitas
(Rohmat, 2009).
Permeabilitas dapat mempengaruhi kesuburan
tanah.Permeabilitas berbeda dengan drainase yang lebih mengacu pada proses
pengaliran air saja, permeabilitas dapat mencakup bagaimana air, bahan organik,
bahan mineral, udara dan partikel – partikel lainya yang terbawa bersama air
yang akan diserap masuk kedalam tanah (Rohmat, 2009).
Faktor
– faktor yang mempengaruhi permebilitas menurut Hanafiah, (2007).
antara lain sebagai berikut:
a.
Tekstur
Tekstur sangat
mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu adalah
melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah
melewatkan air dalam tanah. Hal
ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang
pori dan luas permukaan adsorptive, yang semakin halus teksturnya akan makin
banyak, sehingga makin besar kapasitas simpan airnya, hasilnya berupa
peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah.
b.
Struktur
Struktur
juga mempengaruhi permebilitas. Semakin banyak ruang antar struktur, maka
semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah tersebut. Misalnya tanah yang
berstruktur lempeng akan sulit di tembus oleh air dari pada berstruktur remah.
c. Porositas
Porositas
atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara.
Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori
dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut.
d. Viskositas
Viskositas
sama juga dengan kekentalan air, semakin kental air tersebut, maka semakin
sulit juga air untuk menembuas tanah tersebut.
e. Gravitasi
Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi
juga sangat menentukan permeabilitas tanah, karena permeabilitas adalah gaya
yang masuk ke tanah menrut gaya gravitasi.
2.
Faktor – Faktor Yang Dipengaruhi Permeabilitas
Adapun beberapa faktor
– faktor yang dipengaruhi permebilitas tanah menurut Soepardi, (1975) antara lain sebagai
berikut:
a.
Infiltrasi
Infiltrasi yaitu kecepatan air auk melalui tanah. Pada
tekstur tanah pasir yang memiliki ruang pori besar, akan akan memiliki daya
infiltrasi yang cepat dan permeabilitasnya sangat tinggi. Namun pada tekstur pada
tekstur liat akan berbeda, tekstur liat
memiliki kemampuan yang baik menyimpan air, maka akan mengakibatkan daya
infiltrasi menjadi lambat, yang menyebabkan permeabilitas akan juga lambat.
b.
Aliran Drainas
Drainase merupakan aliran air, drainase pada masing – masing
tekstur tanah tidak sama. Pada tekstur tanah pasir yang memiliki ruang pori
yang besar maka drainasenya akan tinggi sehingga permeabilitasnya pun akan
semakin cepat namun tekstur tanah liat memiliki aliran drainase yang kurang
baik, yang menyebabkan permeabilitasnya melambat.
c.
Evaporasi
Evaporasi
merupakan proses penguapan. Pada tanah jenuh, akan memiliki kadar air yang
tinggi atau banyak maka evaporasinya akan tinggi sehingga permebilitasnya pun
akan tinggi. Namun tidak akan tanah tak jenuh yang memiiki kadar air yang
rendah sehingga evaporasi pun akan rendah dan permebilitasnya rendah pula
d.
Erosi
Erosi adalah proses pengikisan lapisan tanah di permukaan
sebagai akibat dari tumbukan buturan hujan dan aliran air dipermukaan. Pada umumnya
dikenal 3 tipe erosi pada taanah yaitu erosi permukaan, erosi alir dan erosi
parit. Erosi akan berpengaru pada permeabilitas tanah, apabila erosi besar maka
permeabilitas tanah akan rendah begitu juga sebaliknya apabila erosi rendah
maka permebilitasnya akan tinggi.
III.
BAHAN DAN METODE
1.
Tempat dan Waktu
Pratikum
ini di laksanakan di Kampus II Universitas Khairun Ternate tepatnya di dalam
Laboraturium Fakultas Pertanian berlangsung pada tanggal 07 November 2011 pada
pukul 14.00 – 16.00 WIT.
2. Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum antara lain permeabelmeter, sampel
tanah lapisan 1, 2 dan 3,air, buku
panduan, gelas ukur 100 ml, mistar atau penggaris, stopwacth, ember dan alat
tulis.
3.
Metode Praktikum
Metode
praktikum yang di gunakan untuk mengamati permebilitas tanah yanitu metode
permeabelmeter.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan
atau cara kerja dalam pengamatan permebilitas antara lain:
1.
Siapkan contoh tanah yang telah
dihaluskan dengan dipisahkan sesuai lapisan
tanah mulai dari lapisan I, II
dan III
2.
Ambil alat
pengukur permeabelmeter dan buka tutup tabung (tempat penampung tanah),
kemudian masukan sampel tanah yang diamati kedalam tabung dan tutup kembali
penutup tabung seperti semula.
3.
Masukan
air kedalam pemeabelmeter melalui corong sebanyak 100 ml secara perlahan –
lahan kemudian diamati selama 10 menit.
4.
Setelah
itu tampung air yang telah diloloskan air melalui saluran pembuangan
menggunakan gelas ukur 100 ml untuk mengetahui kemampuan tanah dalam meloloskan
air.
5.
Kemudian
gunakan mistar atau penggaris untuk mengukur tinggi air yang diloloskan oleh
tanah pada gelas ukur.
6.
Dan data
hasil pengamatan dimasukan ke dalam tabel untuk mengetahui permeabilitas tanah.
7.
Pelaksanaan
ini dilakukan secara berulang sampai semua sampel tanah yang diuji
permeabilitas terpakai dan data di rekap dan selanjutnya di analisis.
5. Teknik Analisa Data
Teknik
analisa data yang di gunakan adalah teknik analisis data deskriptif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
Data
deskriptif hasil praktikum pengamatan permeabilitas, diperoleh pada tabel 1 dan
gambar 1 sebagai berikut:
Tabel
1. Hasil Pengamatan Praktikum Permeabilitas
No.
|
Sampel Tanah
|
Volume air (ml)
|
Tinggi air (cm)
|
Kriteria
|
1
|
I
|
13
|
2.4
|
Sedang
|
2
|
II
|
24.5
|
4
|
Sedang
|
3
|
III
|
31
|
5.1
|
Sedang
|
Sumber: data primer setelah diolah,
Tahun 2011 dan kriteria dikutip dari penuntun praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah,
Rachman( 2011)
Gambar 1. Grafik Hasil Hubungan Tinggi air Dengan Berbagai
Lapisan Tanah
Sumber: data primer setelah diolah, Tahun
2011
2.
Pembahasan
Permeabilitas
tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat
sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong
agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1) (N.Suharta dan B. H Prasetyo,
2008). Permeabilitas adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri
tanah itu sendiri yang menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan zat
tertentu melalui pori-porinya.
Dari
hasil yang didapat pada gambar 1 menujukah bahwa laju permeabilitas pada sampel
tanah lapisan III berbeda dengan laju permeabilitas sampel tanah lapisan I dan
sampel tanah lapisan II. Meskipun perbedaan terlihat pada tinggi air, ketiga
sampel tanah tersebut memiliki kriteria yang sama yaitu dikategorikan dalam
kriteria sedang.
Pada sampel tanah
lapisan I, laju permeabilitas lebih rendah dikarenakan pada sampel tanah
lapisan I kandungan bahan organik lebih meningkat atau lebih tersedia yang
menyebabkan ukuran pori – pori tanah semakin kecil sehingga tanah memiliki
kemampuan untuk menahan dan tidak meloloskan air.
Menurut Hanafiah
(2007), Porositas
atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara.
Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori
dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut.
Pada sampel tanah
lapisan II dan III kandungan humus tanah sudah sedikit berkurang dan partikel
pasir yang berada pada sampel tanah lapisan II dan III menjadi naik sehingga
laju permeabilitas meningkat. Selain kandungan humus yang semakin berkurang,
dapat diasumsikan juga bahwa laju permeabilitas yang semakin meningkat juga
bisa dipengaruhi oleh tekstur tanah. Dimana keadaan tekstur yang lebih berpasir
dan kasar lebih cenderung meloloskan air dibandingkan dengan keadaan tekstur
tanah yang tidak berpasir.
Lebih diperjelas kembali oleh Hanafiah (2007), Tekstur
sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu
adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah
melewatkan air dalam tanah. Hal
ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang
pori dan luas permukaan adsorptive, yang semakin halus teksturnya akan makin
banyak, sehingga makin besar kapasitas simpan airnya, hasilnya berupa
peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah.
Di lihat dari laju permeabilitasnya, ketiga lapisan
tanah tersebut menunjukan laju yang berbeda-beda, akan tetapi pada kriterianya
ketiga lapisan tanah tersebut memiliki kriteria sedang. Angka laju
permeabilitas yang berbeda-beda tidak merubah kriteria laju permeabilitas dari
tanah lapisan I, II, dan III.
Menurut Suripin,
(2001) permeabilitas tanah ialah sifat tanah yang menyatakan cepat lambatanya
jenuh, yang dapat diukur dengan peresapan air melalui masa tanah per waktu
tertentu. Laju permeabilitas di kelompokkan mejadi beberapa kriteria yaitu untuk
kategori lambat (kurang dari 0.5 cm/jam), agak lambat (0.5 –
2.0 cm/jam), sedang (2.0 – 6.25 cm/jam), agak cepat ( 6.25 – 12.5 cm/jam),
cepat ( lebih dari 12.5 cm/jam).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini, antara lain :
1.
Laju permeabilitas lapisan I=2,4
cm/jam, lapisan II=4 cm/jam, lapisan III=5,1 cm/jam.
2.
Laju permeabilitas lapisan I, II
dan III memiliki kriteria sedang
2.
Saran
Dari
kesimpulan diatas maka dapat disarankan jika dalam melakukan praktikum
berikutnya janganlah dilakukan pada satu
tempat saja akan tetapi dilakukan pada tempat yaang lainnya sehingga kami bisa
mendapatkan data yang berfariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman and Brady.
1982. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Penerbit
Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Foth.H. D. 1994. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Erlangga.
Jakarta
Hanafiah. 2005. Dasar – Dasar ilmu Tanah. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
________. 2007. Dasar – Dasar ilmu Tanah. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Prasetyo
dan Suharta, 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Rachman, A. I. 2011. Penuntun Praktikum Di laboratorium dan
Pedoman Pangamatan Tanah di Lapangan. Universitas Khairun. Ternate.
Rohmat, 2009. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta
Soepardi, G. 1975. Sifat Dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian IPB.
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air.
ANDI. Yogyakarta
http://blog.ub.ac.id/yurike/2011/05/01/permeabilitas-tanah/
Komentar
Posting Komentar