PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG KAMBING DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG(Vigna sinensis .L) DI TANAH INCEPTISOL KELURAHAN FITU TERNATE SELATAN
HALAMAN
PENGESAHAN
|
||
Judul
|
:
|
Pengaruh Kombinasi Pupuk Kandang Kambing Dan NPK
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis .L)
Di Tanah Inceptisol Kelurahan Fitu
Ternate Selatan
|
Nama
|
:
|
Udin Hadad
|
NPM
|
:
|
041
210 046
|
Program Studi
|
:
|
Agroteknologi
|
Fakultas
|
:
|
Pertanian
|
PTN
|
:
|
Universitas Khairun
|
Di Setujui Oleh :
Dosen
Pembimbing
Idris
Abd. Rachman SP. M.Si
NIP
:19700314200212-1001
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum
Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT.
Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, terutama rahmat kesehatan dan kesempatan
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini dengan judul
“Pengaruh
Kombinasi Pupuk Kandang Kambing Dan NPK Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis .L) Di Tanah Inceptisol Kelurahan
Fitu Ternate Selatan
“ dengan baik.
Dalam penyusunan laporan
ini, saya sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalammualaikum
Wr. Wb.
Ternate, Juni 2013
Udin
Hadad
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. Hal
HALAMAN
PENGESAHAN.................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL..................................................................................... iv
DAFTAR
LAMPIRAN............................................................................. v
DAFTAR GAMABAR............................................................................. vi
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.............................................................................. 1
B.
Tujuan............................................................................................ 2
C.
Hipotesis......................................................................................... 2
II.
TINJUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang............. 3
B.
Peran Pupuk Kandang Kambing................................................ 5
C.
Pupuk NPK................................................................................... 8
III.
METODE
A.
Tempat Dan Waktu...................................................................... 11
B.
Alat Dan Bahan............................................................................. 11
C.
Metode Penelitian.......................................................................... 11
D.
Pelaksanaan................................................................................... 12
E.
Parameter Pengamatan................................................................ 13
F.
Tehnik Analisa Data..................................................................... 14
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil................................................................................................ 15
B.
Pembahasan................................................................................... 20
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan..................................................................................... 26
B.
Saran............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 27
LAMPIRAN............................................................................................... 29
DOKUMENTASI...................................................................................... 37
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
1.
Data kesuburan
tanah desa Fitu...................................................................... 15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Teks Halaman
1.
Layout penelitian dan dosisi pupuk yang
digunakan................................... 29
2.
Data analisis tanaman kacang panjang 20 HST............................................ 30
3.
ANOVA
tinggi
tanaman kacang panjang 20 HST....................................... 30
4.
Data analisis jumlah cabang produktif tanaman kacang panjang 30
HST.... 30
5.
ANOVA jumlah cabang produktif tanaman kacang panjang 30 HST........ 30
6.
Data analisis
jumlah polong panen pertama tanaman kacang panjang.......... 31
7.
ANOVA jumlah polong panen pertama tanaman kacang panjang............... 31
8.
Data analisis
jumlah polong panen kedua tanaman kacang panjang............. 31
9.
ANOVA jumlah polong panen kedua tanaman kacang panjang.................. 31
10.
Data analisis
jumlah polong panen ketiga tanaman kacang panjang............. 32
11.
ANOVA
jumlah polong panen ketiga tanaman kacang panjang.................. 32
12.
Data analisis
jumlah polong panen keempat tanaman kacang panjang......... 32
13.
ANOVA jumlah
polong panen keempat tanaman kacang panjang.............. 32
14.
Data
analisis berat
polong panen pertama tanaman kacang panjang............ 33
15.
ANOVA
berat polong
panen pertama tanaman kacang panjang.................. 33
16.
Data
analisis berat
polong panen kedua tanaman kacang panjang............ .. 33
17.
ANOVA
berat polong
panen kedua tanaman kacang panjang..................... 33
18.
Data
analisis berat
polong panen ketiga tanaman kacang panjang............... 34
19.
ANOVA
berat polong
panen ketiga tanaman kacang panjang..................... 34
20.
Data
analisis berat
polong panen keempat tanaman kacang panjang............ 34
21.
ANOVA
berat polong
panen keempat tanaman kacang panjang................. 34
22.
Data
analisis rata- rata produksi tanaman kacang panjang panen
ke
I, II, II dan IV......................................................................................... 35
23.
Data
analisis total produksi kacang panjang panen ke I, II, III, dan IV ton/hektar 35
24.
Data hasil analisis laboratorium kesuburan tanah desa Fitu.......................... 36
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Halaman
1.
Pengaruh
serapan hara kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK
terhadap tinggi tanaman kacang panjang 20 HST......................................... 15
2.
Pengaruh
serapan hara kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK
terhadap jumlah cabng produktif tanaman kacang
panjang 30 HST............. 16
3.
Pengaruh
serapan hara kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK
terhadap jumlah polong panen I, II, III dan IV............................................. 17
4.
Pengaruh
serapan hara kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK
terhadap
berat polong panen I, II, III dan IV................................................ 18
5.
Dokumentasi
praktikum ................................................................................. 36
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Selain bahan pangan, sayur bukanlah makanan pokok.
Melainkan hanya sebagai pelengkap. Meskipun sayuran tumbuh melimpah di
Indonesia, namun umumnya berupa sayuran dataran tinggi. Sayur yang tumbuh di
dataran rendah lebih sedikit jumlahnya. Tak heran bila ada daerah yang
berlimpah sayur, sementara beberapa daerah tertentu seperti kota – kota besar
di Kalimantan, Sulawesi dan Irian kekurangan sayur untuk dikonsumsi. Tanaman
kacang panjang berasal dari daerah tropis India dan Afrika, terutama Abissinia
ataupun Ethiopia (Nazaruddin, 1993).
Kacang panjang merupakan salah satu jenis tanaman
kacang – kacangan yang telah lama dibudidayakan oleh petani, baik secara
monokultur maupun tanaman sela. Tanaman ini mudah ditanam di lahan dataran rendah
maupun dataran tinggi, baik di tanah sawah, tegalan maupun tanah pekarangan.
Faktor yang terpenting yang paling mempengaruhi pertumbuhan kacang panjang
adalah kecukupan air (Samadi, 2003).
Kacang panjang bersifat dwiguna, artinya sebagai
sayurang polong yang penting dan sebagai penyubur tanah tanaman karena pada
akar – akarnya terdapat bintil – bintil rhizobium. Bakteri tersebut berfungsi
mengikat nitrogen bebas dari udara, itu juga penyebabnya petani banyak menanami
di pematang sawah (Sunarjono, 2003).
Menurut Pitojo, 2006. Kacang panjang adalah salah satu
bahan pangan dalam bentuk sayuran yang banyak di konsumsi oleh mayarakat
Indonesia. Pada saat tanaman kacang panjang masih muda berikut daunnya dapat
dipakai sebagai bahan pangan (lalapan).
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kombinasi pupuk kandang kambing dan
NPK terhadap petumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang di tanah Inceptisol Kelurahan Fitu Kota Ternate
Selatan.
C. Hipotesisi
Hipotesa penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1.
Kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK yang dosis berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.
2.
Salah satu
kombinasi pupuk kandang kambing dan
NPK memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kacang panjang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kasifikasi Dan Morfologi Tanaman Kacangt Panjang
Sistematika
tanaman kacang panjang dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini:
1. Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang
Menurut Fachruddin (2000) tanaman
kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang
panjang adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis (L)
Tanaman kacang panjang termasuk
dalam famili papilionaceae yang tergolong tanaman semusim berbentuk
perdu yang bersifat membelit atau setengah membelit. Batangnya panjang, liat
dan sedikit berbulu. Daunnya tersusun tiga helai dengan bunga berbentuk kupu –
kupu. Buahnya bulat, panjang, ramping dan panjang nya antara10 – 80 cm. Sewaktu
muda buah berwarna hijau keputih – putihan, putih dan setelah tua berwarna
kekuning – kuningan dan kering. Buah yang masih muda sangat mudah patah,
sedangkan sesudah tua menjadi liat (Suherni, 2007).
2. Morfologi
Tanaman Kacang Panjang
Akar tanaman kacang panjang
terdiri atas akar tunggang, akar cabang dan akar serabut. Perakaran tanaman
dapat mencapai kedalaman 60 cm. Akar tanaman kacang panjang dapat bersimbiosis
dengan bakteri Rhizobium SP. Ciri adanya simbiosis tersebut yaitu
terdapat bintil – bintil akar disekitar pangkal akar. Aktifitas bintil akar
ditandai oleh warna bintil akar sewaktu dibelah. Jika berwarna merah cerah
menanadakan bintil akar tersebut efektif menambah nitrogen, sedangkan bila
bintil akar berwarana merah pucat, berarti penambahan nitrogen kurang efektif
(Pitojo, 2006).
Batang kacang panjang ini tegak,
silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Batang tumbuh ke atas,
membelit kearah kanan pada turus atau tegakan yang didekatnya. Batang membentuk
cabang sejak dari bawah batang (Pitojo, 2006).
Daun tanaman kacang panjang
berupa daun majemuk, melekat pada tangkai daun agak panjang, lonjong,
berseling, panjangnya 6 – 8 cm, lebar 3 – 4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat,
ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris dengan panjang kurang
lebih 4 cm dan berwarna hijau (Anonim, 2008).
Bunga tanaman kacang panjang
berbentuk kupu – kupu. Ibu tangkai bunga keluar dari ketiak daun. Setiap ibu
tangkai bunga mempunyai 3 – 5 bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru atau
ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan
serangga dapat juga terjadi dengan kemungkinan 10 % (Haryanto, dkk, 1994).
Bunga kacang panjang tidak tumbuh
dan mekar secara serentak. Ragam waktu mekarnya bunga kacang panjang adalah
sebagai berikut : 1). Dua bunga yang terletak pada bagian bawah dan
bersebelahan terkadang mekar hampir bersamaan, 2). Bunga berikutnya muncul dan
mekar setelah satu atau dua polong mencapai panjang 5 – 10 cm atau bahkan
lebih. Beberapa diantaranya dapat menjadi buah, namun pertumbuhannya tidak
sekuat buah yang pertama kali muncul (Pitojo, 2006).
Buah tanaman kacang panjang
berbentuk polong yang ukuran panjang dan rampingnya, serta berwarna hijau
keputih – putihan atau putih (buah muda) atau kemerahan namun setelah tua akan
menjadi kuning – kekuningan. Panjang buah tanaman kacang panjang 15 – 25 cm
(Anonim, 2008).
Pada satu tangkai biasanya
terdapat antara satu sampai tiga buah, buah yang muncul pada tangkai pertama
kali atau hampir muncul bersamaan biasanya tumbuh awal. Buah kacang panjang
tiap tangkai tidak selalu sama kuat pertumbuhannya (Sastrahidajat dan Soemarno,
1991).
Biji kacang panjang berbentuk
bulat agak memanjang, namun ada juga yang pipih. Pada batang bagian tengah biji
terdapat bekas tangkai yang menghubungkan antara biji dan kulit buah. Biji yang
semakin tua akan mengering. Kulit biji tua ada yang berwarna putih, merah keputih
– putihan, cokelat dan hitam. Pada satu polong biasanya terdapat sekitar 15
biji atau lebih, tergantung pada panjang polong dan dipengaruhi oleh
pertumbuhan tanaman dan varietas kacang panjang tersebut (Rukmana, 1995).
B. Peran Pupuk Kandang Kambing
Pemakaian pupuk kandang kambing perlu dipertimbangkan dalam
rangka penelitian. Pupuk kandang kambing perlu ditambahkan kedalam tanah, karena pupuk kandang kambing yang
telah mengalami dekomposisi dapat memperkaya zat hara tanah, juga berperan
sebagai perbaikan sifat fisik tanah, tata ruang udara tanah, mempertinggi daya
ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah larut oleh air hujan dan
meningkatkan daya agregat tanah. Selain itu, bahan organik juga dapat
meningkatkan sifat biologi tanah (Marsono dan Sigit, 2001).
Pupuk kandang kambing berasal dari hasil pembusukan
kotoran kambing, dalam berbentuk padat (kotoran) sehingga warna, rupa,
tekstur, bau dan kadar airnya tidak lagi seperti aslinya. Biasanya, pupuk kandang kambing tidak
murni seratus persen kotoran hewan, tetapi termasuk juga sisa makanan dan alas
tidurnya (Marsono dan Sigit, 2001)..
Sebenarnya, kotoran dari semua jenis hewan dapat
dipakai sebagai pupuk. Namun kotoran yang berasal dari hewan – hewan
peliharaan, seperti kambing adalah yang paling sering digunakan. Pasalnya
kotoran dari hewan peliharaan yang dikandangkan gampang dikumpulkan. Pupuk
kandang dari kambing mengandung 0,97 % Nitrogen (N); 0,69 % Fosfor (P);
1,66 % Kalium (K) (Anonim, 2007).
Ciri pupuk matang adalah tidak berbau tajam (bau
amoniak), terasa dingin jika dipegang, berwarna gelap, kering dan gembur jika
di remas (Anonim, 2007). Sedangkan peranan dari pupuk kandang kambing antara lain : 1. Mengembangkan beberapa unsur hara seperti Fosfor,
Nitrogen, Sulfur dan Kalium; 2. Meninkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah;
3. Melepaskan unsur P dari oksida Fe dan Al; 4. Memperbaiki sifat fisik dan
struktur tanah; 5. Membentuk senyawa kompleks dengan unsur hara makra dan mikro
sehinggan dapat mengurangi proses pencucian unsur hara (Jumin, 1994).
Pemupukan tanah
dengan pupuk kandang kambing dapat
mengakibatkan tanah menjadi baik dengan daya mengikat airnya menjadi lebih
tinggi. Pupuk kandang juga berpengaruh terhadap keadaan fisik, kimia dan
biologis tanah. Menurut Buckman dan Brady (1982), mengatakan
bahwa pupuk kandang merupakan lapisan yang berada di permukaan tanah mempunyai
sifat yang dapat mengikat air permukaan empat sampai enam kali beratnya sendiri
dan air merupakan kebutuhan yang paling penting untuk melarutkan unsur hara di
dalam tanah dan dimanfaatkan oleh tanaman.
Fungsi pupuk kandang kambing antara lain mampu mengembangkan beberapa unsur hara seperti fosfor,
nitrogen, sulfur, kation dan dapat melepaskan unsur P dari oksidasi Fe tanah
dan dapat membentuk senyawa kompleks dengan unsur makro dan mikro sehingga
tanaman dapat mengurangi proses pencucian dari unsur yang dikandungnya
(Suwardjono, 2003).
Menurut Suwardjono, (2003) peranan
penting dari pupuk kandang kambing terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman adalah sebagai berikut :
1.
Pupuk kandang
mengandung zat seperti N(0,97), P(0,69), K(1,66) .
2.
Mampu
melonggarkan susunan tanah terutama jenis tanah liat sehingga udara mudah
menembus kedalam, dengan kata
lain dapat memperbaiki aerase tanah.
3.
Meningkatkan daya serap tanah terhadap air, sehingga
ketersediaanair yang dibutuhkan tanaman memadai.
4.
Mendorong
kehidupan dan perkembangan jasad renik tanah yang berguna untuk mengubah zat –
zat makanan di dalam tanah.
C. Peran Pupuk NPK
Pupuk
NPK merupakan pupu kmajemuk yang mengandung unsure hara utama lebih dari dua
jenis. Dengan kandungan unsure hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3,
fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam
bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen) terutama dalam bentuk
amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
(Hardjowigeno, 1995).
1. Pupuk
Urea[(CO (NH2)2]
Pupuk
Urea sangat mudah larut dalam air, nitrogen dalam bentuk amida pada umumnya
terdapat dalam pupuk Urea mudah larut dalam air. Dalam tanah amida segera
berubah menjadi ammonium karbonat. Karena memiliki konversi (perubahan)
tersebut nitrogen mudah hilang tercuci. Pupuk Urea juga memiliki sifat
higroskopis, sudah mulai menarikuap air pada kelembaban nisbiudara 73 %.
Pengaruhnya terhadap tanah yaitu bila diberikan pada lahan yang miskin hara
akan berubah kewujud atau bahan awalnya yaitu ammonia dan karbondioksida yang
mudah tercuci oleh air hujan atau irigasi dan mudah terbakar sinar matahari.
Pengaruhnya bagi tanaman yaitu sangat penting dalam pertumbuhan awal karena
pada urea terdapat kandungan N yang tinggi.(Hardjowigeno, 1995).
Urea
merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan
dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak
bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea
sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau
terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam
Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat
dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman.(Sutejo.
1995).
2.
Pupuk SP 36 (Superphospat 36)
SP
36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang.
Kandungan unsure haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah
46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan
ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya
dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan
produksi tanaman rendah.(Hardjowigeno, 1995).
3.
Pupuk KCl (Kalium Klorida)
Pembuatan
pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian
diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk
KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga
termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation mono valen yang esensial
bagitanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivatorber bagai enzim.
Kandungan utama dari endapan tambang kalsiuma dalah KCl dan sedikit K2SO4.
Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran,
pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O
sampai 60 %.Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N,
memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau danu dan
karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Kekurangan hara
kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara
pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi.
Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar
Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga
aktivitas fotosintesa terganggu.(Hardjowigeno, 1995)
III. BAHAN DAN
METODE
A. Tempat dan
Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Lahan Praktikum Fakultas Pertanian Universitas
Khairun Ternate di Kelurahan
Fitu, yang berada pada ketinggian 80 m dpl, jenis tanah inceptisol dengan pH
tanah 5,5-6,0. Lama percobaan lapangan70 Hari.
B. Alat Dan
Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah cangkul, parang,
sekop, tali rafia, ember, gembor, meteran, timbangan, papan nama kelompok,
papan naman perlakuan, papan nama sampel, ajir (bambu), mistar, benih kacang
panjang, pupuk kandang kambing, dan alat tulis menulis.
C. Metode
Percobaan
Praktek ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana
yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 15
unit pengamatan, dengan level perlakuan sebagai berikut :
X0 = Tanpa pupuk kandang dan NPK (kontrol)
X1 = 2 kg/ petak atau 10 ton/ha pupuk
kandang kambing dan Urea 20 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 20 g/petak atau 400
kg/ha, KCl 20 g/petak atau 400 kg/ha
X2 = 4 kg/ petak atau 20 ton/ha pupuk
kandang kambing dan Urea 40 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 40 g/petak atau 400
kg/ha, KCl 40 g/petak atau 400 kg/ha
X3 = 6 kg/ petak atau 30 ton/ha pupuk
kandang kambing dan Urea 60 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 60 g/petak atau 400
kg/ha, KCl 60 g/petak atau 400 kg/ha
X4 = 8 kg/ petak atau 40 ton/ha pupuk
kandang kambing dan Urea 80 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 80 g/petak atau 400
kg/ha, KCl 80g/petak atau 400 kg/ha
Rumus matematika dari Rancanga Acak Kelompok (RAK)
sederhan menurut Hanafia, (1991) sebagai berikut:
(Yij = μ + αi + βj + ɛij)
Dimana:
Yij : pengamatan pada perlakuan ke i , kelompok ke j,
μ : pengaruh rataan umum,
αi : pengaruh perlakuan ke i,
βj : pengaruh kelompok ke j,
ɛij : galat percobaan dari perlakuaan ke i dan perlakuan ke j
D. Pelaksanaan
Ada pun tahapan pelaksanaan kegiatan praktikum antara
laian sebagai berikut:
1. Pengolahan
Tanah
Tanah diolah dengan cangkul dan sekop, dengan luasan
petak 2 x 1 m2.
2. Pemberian
Pupuk Kandang Dan NPK
Pupuk kandang kambing diberikan sesuai dosis
masing-masing perlakuan yaitu untuk 2 kg/ petak atau 10 ton/ha pupuk kandang
kambing dan Urea 20 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 20 g/petak atau 400 kg/ha,
KCl 20 g/petak atau 400 kg/ha (X1), 4 kg/ petak atau 20 ton/ha pupuk kandang
kambing dan Urea 40 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 40 g/petak atau 400 kg/ha,
KCl 40 g/petak atau 400 kg/ha (X2), 6 kg/ petak atau 30 ton/ha pupuk kandang
kambing dan Urea 60 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 60 g/petak atau 400 kg/ha,
KCl 60 g/petak atau 400 kg/ha (X3), 8 kg/ petak atau 40 ton/ha pupuk kandang
kambing dan Urea 80 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 80 g/petak atau 400 kg/ha,
KCl 80g/petak atau 400 kg/ha (X4). Pupk kandang diberikan dengan cara broad
cast (disebar) diatas permuakan tanah kemudian ditutupi denga lapisan tanah
atas, sementara pemberian pupuk NPK dilakukan dengan cara pemberian pupuk hill
local (tugal). Waktu pemberian pupuk kandang 1 minggu sebelum tanam (MST)
sedangkan pupuk NPK waktu pemupukan pada saat tanam.
3. Penanaman
Benih di tanam pada lubang tanam yang ditugal, setiap
lubang tugal diisi 2 benih. Sehingga setiap bedengan utuk tanaman kacang
panjang terdapat 8 lubang tanamn sehingga terdapat 16 benih.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi; penyiraman dilahukan setiap
harai sampai tanaman berumur 40 HST. Penyulaman, yaitu menggantikan tanaman
yang tumbuh abnormal dengan tanaman yang telah disiapkan. Penyiangan yaitu
pembersiaha gulma yang tumbuh di sekitar tanaman.
E. Parameter
Pengamatan
Komponen pertumbuhan yang diamati adalah :
1.
Tinggi tanaman
(cm) tanaman kacang panjang, diukur dari pangkal sampai titik tumbuh tiap 10
hari sekali.
2.
Jumlah cabang
(unit) tanaman kacang panjang, dihitung jumlah cabang diamati tiap 10 hari
sekali
3.
Jumlah polong
(unit) tanaman kacang panjang, dihitung jumlah polong kacang panjang pada setiap
pemanenan.
4. Berat polong (gr) tanaman kacang panjang, di timbang
berat polong kacang panjang pada setiap pemanenan
F. Tehnik
Analisa Data
Analisa data menggunakan Analisis Of Varians (ANOVA)
bila terdapat perlakuan yang nyata maka dilanjutkan di Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT 0,05).
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1.
Data Kesuburan Tanah
Dari hasil
analisis tingkat kesuburan tanah di Desa Fitu oleh Jefri (2012), dan pengujian
yang dilakukan di Laboratorium Depertemn Ilmu Tanah Dan Sumber Daya Lahan
Fakultas Pertanian IPB, yang disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Data kesuburan tanah desa Fitu
Parameter Tanah
|
Nilai
|
Kriteria
|
No. Laboratorium
|
ED 3753
|
-
|
No. Lapangan
|
Tanah
|
-
|
pH 1:1
· H2O
|
5,70
|
Agak masam
|
Walkley & Black
· C-org (%)
|
2,31
|
Sedang
|
Kjeldhal
· N-Total (%)
|
0,22
|
Sedang
|
C/N (%)
|
10,50
|
Rendah
|
NNH4OAc
pH 7.0
· Ca (me/100g)
· Mg (me/100g)
· K (me/100g)
· Na (me/100g)
|
7,43
4,27
0,25
0,25
|
Sedang
Tinggi
Rendah
Rendah
|
N
KCl
· Al (me/100g)
· H (me/100g)
|
Tr
0,19
|
-
-
|
Keterangan: Kutipan kriteria dalam Hardjowigeno, 1995
2.
Tinggi Tanaman
Hasil analisis bahwa perlakuan kombinasi
pupuk kandang kambing dan NPK memberikan yang tidak berbeda nyata terhadap
parameter tinggi tanaman kacang panjang pada umur 20 HST
. Gambar 1 menjelaskan perlakuan X0 berbeda dengan X1, X2, X3, X4. Untuk
perlakuan X1 berbeda dengan X2, X3, X4. Sedangkan X2 berbeda dengan X3, X4 dan
X3 bebeda dengan X4.
Gambar 1. Pengaruh serapan hara kombinasi pupuk
kandang kambing dan NPK terhadap tinggi tanaman kacang panjang 20 HST
Dari gambar 1 menujukan bahwa perlakuan tanpa pupuk
kandang kambing dan NPK (X0) cenderung memberikan tinggi tanaman yang lebih
baik dibandingkan dengan perlakuan kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK
dengan dosis 2 kg/ petak atau 10 ton/ha
pupuk kandang kambing dan Urea 20 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 20 g/petak
atau 400 kg/ha, KCl 20 g/petak atau 400 kg/ha (X1), 4 kg/ petak atau 20 ton/ha
pupuk kandang kambing dan Urea 40 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 40 g/petak
atau 400 kg/ha, KCl 40 g/petak atau 400 kg/ha (X2), 6 kg/ petak atau 30 ton/ha
pupuk kandang kambing dan Urea 60 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 60 g/petak
atau 400 kg/ha, KCl 60 g/petak atau 400 kg/ha (X3), 8 kg/ petak atau 40 ton/ha
pupuk kandang kambing dan Urea 80 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 80 g/petak
atau 400 kg/ha, KCl 80g/petak atau 400 kg/ha (X4).
3. Jumlah Cabang
Hasil analisis bahwa perlakuan kombinasi
pupuk kandang kambing dan NPK memberikan yang tidak berbeda nyata terhadap
parameter jumlah cabang kacang panjang pada umur 30 HST. Gambar
2 menjelaskan perlakuan X2 berbeda dengan X1, X3, X4, X0. Untuk perlakuan X1
berbeda dengan X3, X4, X0. Sedangkan X4 berbeda dengan X3, X0 dan X3 bebeda
dengan X0.
Gambar
2. Pengaruh serapan hara kombinasi pupuk kandang
kambing dan NPK terhadap jumlah cabng produktif tanaman kacang panjang 30 HST
Dari gambar 2 menujukan bahwa perlakuan
kombinasi pupuk kandang kambing dengan dosis 4 kg/ petak atau 20 ton/ha pupuk kandang kambing dan Urea 40 g/petakan atau
400 kg/ha, SP-36 40 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 40 g/petak atau 400 kg/ha (X2) cenderung memberikan jumlah cabang produktif yang
lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk kandang kambing dan NPK
(X0), dan kombinasi pupuk kandang dan NPK dengan dosis SP-36 20 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 20 g/petak atau
400 kg/ha (X1), 6 kg/ petak atau 30 ton/ha pupuk kandang kambing dan
Urea 60 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 60 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 60
g/petak atau 400 kg/ha (X3), 8 kg/ petak atau 40 ton/ha pupuk kandang kambing
dan Urea 80 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 80 g/petak atau 400 kg/ha, KCl
80g/petak atau 400 kg/ha (X4).
4. Jumlah Polong
Hasil analisis bahwa kombinasi pupuk
kandang kambing dan NPK memberikan yang tidak berbeda nyata terhadap
parameter jumlah polong pada panen I, II, III dan IV, sebagaimana terlihat pada
gambar 3.
Gambar
3. Pengaruh serapan hara kombinasi pupuk kandang
kambing dan NPK terhadap jumlah polong panen I, II, III dan IV
Dari gambar 3 menujukan bahwa perlakuan kombinasi
pupuk kandang kambing dengan dosis 8 kg/ petak atau 40 ton/ha pupuk kandang kambing dan Urea 80 g/petakan atau
400 kg/ha, SP-36 80 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 80g/petak atau 400 kg/ha (X4) cenderung memberikan jumlah polong yang lebih
banyak dibandingkan dengan perlakuan tanpa kombinasi pupuk kandang kambing dan
NPK (X0) dan perlakuan kombinasi pupuk kandang kambing dengan dosis 2 kg/ petak atau 10 ton/ha pupuk kandang kambing dan
Urea 20 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 20 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 20
g/petak atau 400 kg/ha (X1), 4 kg/ petak atau 20 ton/ha pupuk kandang kambing
dan Urea 40 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 40 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 40
g/petak atau 400 kg/ha (X2), 6 kg/ petak atau 30 ton/ha pupuk kandang kambing
dan Urea 60 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 60 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 60
g/petak atau 400 kg/ha (X3).
5. Berat Polong
Hasil analisis bahwa kombinasi pupuk
kandang kambing dan NPK memberikan yang tidak berbeda nyata terhadap
parameter berat polong pada panen I, II, III dan IV, sebagaimana terlihat pada
gambar 4.
Gambar
4. Pengaruh serapan hara kombinasi pupuk kandang kambing
dan NPK terhadap berat polong panen I, II, III dan IV
Dari gambar 4 menujukan bahwa perlakuan kombinasi
pupuk kandang kambing dengan dosis 8 kg/ petak atau 40 ton/ha pupuk kandang kambing dan Urea 80 g/petakan atau
400 kg/ha, SP-36 80 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 80g/petak atau 400 kg/ha (X4) cenderung memberikan berat polong yang lebih banyak
dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk kandang kambing dan NPK (X0) dan
perlakuan kombinasi pupuk kandang kambing dengan dosis SP-36 20 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 20 g/petak atau
400 kg/ha (X1), 4 kg/ petak atau 20 ton/ha pupuk kandang kambing dan Urea 40
g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 40 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 40 g/petak atau
400 kg/ha (X2), 6 kg/ petak atau 30 ton/ha pupuk kandang kambing dan Urea 60 g/petakan
atau 400 kg/ha, SP-36 60 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 60 g/petak atau 400 kg/ha
(X3).
B. Pembahasan
Pertubuhan dan
perkembanga tanaman merupakan refleksi dari ketersedian unsur hara dari dalam
tanah atau asupan unsur hara dari luar misalnya pupuk, itu sebabnya jika asupan
unsur hara rendah maka pertumbuhan dan perkembanaga tanaman juga tidak akan normal.
Pertumbun dan produksi tanaman kacang
tanah sangat tergantung pada jumlah asupan unsur hara yang di serap oleh
tanaman kacang panjang. Proses pematangan pupuk kandang ternak kambing dan absorbsi
NPK sangatlah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat
dimana jumlah asupan unsur hara berasal dari pupuk kandang ternak kambing dan
NPK.
1.
Data
Kesuburan Tanah
Dari
hasil di jelaskan bahwa kandung bahan organik dan unsur-unsur yang dibutuh oleh
tanaman seperti unsur makro dan mikro. Untuk kandung pH 7.0 dengan kandungan
O-organik 2.31 % dan N-total 0.2 %. Untuk kandungan N NH2Oac, Ca 7.43, Mg 4.27, K 0.25, Na 1.06 sedangkan
untuk N KCl, Al H tak trehingga.
Semua nilai tersebut dengan harkat yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Maka
tanah yang ada di desa Fitu di kategorikan sebagai tanah yang subur.
Dari
uraian diatas dapat di jelaskan bawah ketersedian hara dan pelepasan senyawa
kimia dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang. Tanaman
mengambil unsur hara dalam bentuk kation dan anion dari laruta air tanah dan
koloid liat humus. Sebagaian besar berasal dari pupuk kandag dan bahan organik
lainnya. Asupan unsur hara tergatung pada pelepasan senyawa kimia dari bahan
organik (Wuryaningsih, 1994)
2.
Tinggi Tanaman
Dari hasil analisis menujukan bahwa
kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK memberikan tidak beda nyata terhadap
tinggi tanaman. Di asumsikan bahwa pupuk kambing tidak mampu melepaskan senyawa
kimia dengan baik. Sedangkan untuk pupuk NPK di asumsikan bahwa KTK tanah
rendah sehingga akar tanaman tidak mampuh mengikat unsur hara dengan baik.
Tanaman kacang panjang pada 20 HST yang memiliki tinggi tanaman yang baik pada
perlakuan tanpa pupuk kandang kambing dan NPK
(X0), karena sesuai dengan penjelasan diatas bahwa tanah yang digunakan,
sebelum diberikan perlakuan sudah memiliki ketersedian hara yang cukup. Dan
untuk perlakuan kombinasi pupuk kandang kambing dengan dosis 2 kg/ petak atau 10 ton/ha pupuk kandang kambing dan
Urea 20 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 20 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 20
g/petak atau 400 kg/ha (X1), 4 kg/ petak atau 20 ton/ha pupuk kandang kambing
dan Urea 40 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 40 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 40
g/petak atau 400 kg/ha (X2), 6 kg/ petak atau 30 ton/ha pupuk kandang kambing
dan Urea 60 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 60 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 60
g/petak atau 400 kg/ha (X3), 8 kg/ petak atau 40 ton/ha pupuk kandang kambing
dan Urea 80 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 80 g/petak atau 400 kg/ha, KCl
80g/petak atau 400 kg/ha (X4) yang memiliki tinggi tanaman yang
tidak baik karena pelepasan senyawa kimia yang lamabt dan absorpsi NPK yang rendah.
3. Jumlah Cabang
Pada hasil analisis menujukan bahwa
kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK memberikan tidak beda nyata terhadap
jumlah cabang produktif tanaman kacang panjang pada umur 30 HST. Akan tetapi
salah satu dosis pupuk, memberikan tingkat pertumbuhan cabang produktif tanaman
kacang panjang yang lebih banyak.
Tanaman kacang panjang pada 30 HST yang memiliki jumlah cabang produktif yang lebih banyak pada perlakuan kombinasi
pupuk kandang kambing dengan dosis 4 kg/ petak atau 20 ton/ha pupuk kandang kambing dan Urea 40 g/petakan atau
400 kg/ha, SP-36 40 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 40 g/petak atau 400 kg/ha (X2) karena pupuk kandang kambing yang diberikan sudah
dapat melepaskan senyawa kimia dengan baik dan daya absopsi NPK menigkat
senhinggaa pertumbuhan vegetatif tanaman kacang panjang ikut membaik walaupun
tidak memberikan pengaruh beda nyata perhadap jumlah cabang produktif yang
tmbuh. Dan untuk perlakuan tanpa pupuk kandang, dan kombinasi pupuk kandang kambing dengan dosis 2 kg/ petak atau 10 ton/ha pupuk kandang kambing dan
Urea 20 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 20 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 20
g/petak atau 400 kg/ha (X1), 6 kg/ petak atau 30 ton/ha pupuk kandang kambing dan Urea
60 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 60 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 60 g/petak
atau 400 kg/ha (X3), 8 kg/ petak atau 40 ton/ha pupuk kandang kambing dan Urea
80 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 80 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 80g/petak
atau 400 kg/ha (X4) yang memiliki jumlah cabang produktif
yang tidak banyak karena pelepasan senyawa kimia yang lambat dan tingkat
absorpsi rendah.
4. Jumlah Polong
Dari hasil analisis menujukan bahwa
kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK memberikan tidak beda nyata terhadap jumlah
polong tanaman kacang panjang pada panen I, II, III dan IV. Akan tetapi salah
satu dosis pupuk, memberikan jumlah produksi polong tanaman kacang panjang yang
lebih banyak.
Tanaman kacang panjang pada panen I, II,
III, dan IV yang memiliki jumlah produksi
polong yang lebih banyak pada perlakuan kombinasi pupuk kandang kambing dengan
dosis 8 kg/ petak atau 40 ton/ha pupuk kandang kambing dan
Urea 80 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 80 g/petak atau 400 kg/ha, KCl
80g/petak atau 400 kg/ha (X4) karena pupuk
kandang kambing dan NPK yang di berikaan menyediakan hara untuk meningkatkan
produksi polong tanaman kacang panjang. Dan untuk perlakuan tanpa pupuk kandang
kambing dan NPK dan perlakuan kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK dengan
dosisi 2 kg/ petak atau 10 ton/ha pupuk kandang kambing dan
Urea 20 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 20 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 20
g/petak atau 400 kg/ha (X1), 4 kg/ petak atau 20 ton/ha pupuk kandang kambing
dan Urea 40 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 40 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 40
g/petak atau 400 kg/ha (X2), 6 kg/ petak atau 30 ton/ha pupuk kandang kambing
dan Urea 60 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 60 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 60
g/petak atau 400 kg/ha (X3) yang memiliki jumlah produksi
polong yang kurang banyak karena tidak mampuh menyediakan hara yang cukup untuk
produksi polong tanaman kacang panjang.
5. Berat Polong
Hasil analisis menujukan bahwa kombinasi
pupuk kandang kambing dan NPK memberikan tidak beda nyata terhadap berat polong
tanaman kacang panjang pada panen I, II, III dan IV. Dengan total produksi
untuk perlakuan (X0 ) dengan berat rata-rata 269,17 g/petak atau 1,35
ton/ha, perlakuan (X1) dengan berat rata-rata 209,17 g/petak atau 1,05 ton/ha,
perlakuan (X2) dengan berat rata-rata 141,67 g/petak atau 0,71 ton/ha,
perlakuan (X3) dengan berat rata-rata 331,75 atau 1,66 ton/ha, perlakuan (X4)
dengan berat rata-rata 380 g/petak atau 1,9 ton/ha.
Tanaman kacang panjang pada panen I, II,
III, dan IV yang memiliki berat polong
yang lebih berat pada perlakuan kombinasi pupuk kandang kambing dengan dosis 8 kg/ petak atau 40 ton/ha pupuk kandang kambing dan
Urea 80 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 80 g/petak atau 400 kg/ha, KCl
80g/petak atau 400 kg/ha (X4) karena pupuk
kandang kambing dan NPK yang di berikaan menyediakan hara untuk meningkatkan berat
polong tanaman kacang panjang. Dan untuk perlakuan tanpa pupuk kandang kambing
dan NPK dan perlakuan kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK dengan dosis 2 kg/ petak atau 10 ton/ha pupuk kandang kambing dan
Urea 20 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 20 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 20
g/petak atau 400 kg/ha (X1), 4 kg/ petak atau 20 ton/ha pupuk kandang kambing
dan Urea 40 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 40 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 40
g/petak atau 400 kg/ha (X2), 6 kg/ petak atau 30 ton/ha pupuk kandang kambing
dan Urea 60 g/petakan atau 400 kg/ha, SP-36 60 g/petak atau 400 kg/ha, KCl 60
g/petak atau 400 kg/ha (X3) yang memiliki berat polong yang kurang baik
karena tidak mampuh menyediakan hara yang cukup untuk menambah berat polong
tanaman kacang panjang
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari uraian hasil dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk kandang kambing dan NPK tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuahan dan produksi tanaman kacang
panjang. Namun perlakuan X4 cenderung memberikan produksi polong kacang panjang
yang lebih baik tinggi dibandingkan dengan perlakuan X0, X1, X2, dan X3
B. Saran
Dari kesimpulan
diatas maka dapat di sarankan bahwa jika dilakuakan percobaan maka diharapkan
untuk menguji kematangan pupuk agar dapat mengetahui apakah pupuk yang
digunakan sudah stabil untuk digunakan dalam praktikum. Dalam usaha budidaya
kacang panjang di Kelurahan Fitu dapat menggunakan dosis 40 ton/ha pupuk
kandang dan 400 kg/ha NPK.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Petunjuk
Pemupukan. AgroMedia. Jakarta.
Buckman, H, O, Brady,
N, C, 1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan Oleh Soegiman. Bharatana Karya Aksara.
Jakarta.
Fachruddin, L, 2000.
Tanaman Kacang – Kacangan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hanafia, K. A. 1991.
Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya Palembang
Haryanto, E.,
Suhartini, T., Rahayu, E, 1994. Budidaya Kacang Panjang. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Hasibuan, B, E., 2006.
Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hardjowigeno, S,
1995.Ilmu Tanah,Akademi Press, Jakarta.
Marsono., Sigit, P,
2001. Pupuk Akar dan Jenis Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nazaruddin, 1993.
Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta
Pitojo, S, 2006. Benih
Kacang Panjang. Kanisius. Yogyakarta.
Poole TE. 2001. Soil
organic matter. Fact sheet 783. Maryland Cooperative Extention.
Rukmana, R, 1995.
Kacang Panjang. Kanisius. Yogyakarta.
Samadi, P, 2003. Usaha
Tani Kacang Panjang. Kanisius. Yogyakarta.
Sastrahidajat, I, H.,
Soemarno, 1991. Budidaya Tanaman Tropika. Usaha Nasional. Surabaya.
Soewito, D, S., 1990.
Memanfaatkan Lahan Bercocok Tanam Kacang Panjang. CV. Titik Terang. Jakarta.
Sunarjono, H, 2003.
Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suherni, N, 2007.
Petunjuk Praktis Menanam Kacang Panjang dan Buncis. Nuasa. Bandung.
Sutedjo., Mulyani, M,
1991. MikroBiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Sutejo. 1995. Pupuk dan
Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Wuryaningsih, S. 1994. Pengaruh Jenis dan Dosis
Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bunga Mawar Kultivar Cherry
Brandy. J. Hortikultura. 4(2) : 41-47
LAMPIRAN
Lampiran 1. Layout penelitian dan dosisi pupuk yang
digunakan
Kelompok I
|
|
Kelompok II
|
|
|
||
X2
|
|
X4
|
|
|
||
X1
|
|
X0
|
|
X4
|
||
X3
|
|
X1
|
|
|
||
X4
|
|
X2
|
|
X0
|
||
X0
|
|
X3
|
|
X1
|
Keterangan:
X0 = Tanpa pupuk kandang dan NPK
(kontrol)
X1 = 2 kg/ petak atau 10 ton/ha pupuk
kandang kambing + NPK 20 g/petakan atau 100 kg/ha
X2 = 4 kg/ petak atau 20 ton/ha pupuk
kandang kambing + NPK 40 g/petakan atau 200 kg/ha
X3 = 6 kg/ petak atau 30 ton/ha pupuk
kandang kambing + NPK 60 g/petakan atau 300 kg/ha
X4 = 8 kg/ petak atau 40 ton/ha pupuk
kandang kambing + NPK 80 g/petakan atau 400 kg/ha
Lampiran 2. Data analisis tinggi tanaman
kacang panjang 20 HST
Perlakuan
|
Kelompok
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
X0
|
73,3
|
157
|
109,5
|
339,8
|
113,27
|
X1
|
134
|
99
|
85,5
|
318,5
|
106,17
|
X2
|
90,5
|
96,5
|
123
|
310
|
103,33
|
X3
|
66,5
|
83
|
146,5
|
296
|
98,67
|
X4
|
125
|
59,2
|
106
|
290,2
|
96,73
|
Jumlah
|
489,3
|
494,7
|
570,5
|
1554,5
|
|
Rata-rata
|
97,86
|
98,94
|
114,1
|
|
103,63
|
Lampiran 3. ANOVA tinggi tanaman kacang
panjang 20 HST
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Kelompok
Perlakuan
|
2
4
|
11752,01
514,76
|
5876,01
128,69
|
4,51tn
0,09tn
|
4,46
3,64
|
8,65
7,01
|
Galat
|
8
|
10412,7
|
1301,59
|
|
||
Total
|
14
|
824,54
|
|
|||
% KK
|
0,35
|
Lampiran
4. Data analisis jumlah cabang produktif tanaman kacang panjang 30 HST
Perlakuan
|
Kelompok
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
X0
|
5
|
11
|
4
|
20
|
6,67
|
X1
|
9
|
10
|
9
|
28
|
9,33
|
X2
|
11
|
8
|
13
|
32
|
10,67
|
X3
|
8
|
7
|
6
|
21
|
7
|
X4
|
9
|
8
|
7
|
24
|
8
|
Jumlah
|
42
|
44
|
39
|
125
|
|
Rata-rata
|
8,4
|
8,8
|
7,8
|
|
8,33
|
Lampiran 5. ANOVA jumlah cabang
produktif tanaman 30 HST
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Kelompok
Perlakuan
|
2
4
|
79,33
33,33
|
39,67
8,33
|
7,31*
1,53tn
|
4,46
3,64
|
8,65
7,01
|
Galat
|
8
|
43,47
|
5,43
|
|
||
Total
|
14
|
2,53
|
|
|||
% KK
|
0,28
|
Lampiran 6. Data analisis jumlah polong
panen pertama tanaman kacang panjang
Perlakuan
|
Kelompok
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
X0
|
11
|
2
|
5
|
18
|
6
|
X1
|
9
|
3
|
4
|
16
|
5,33
|
X2
|
6
|
7
|
5
|
18
|
6
|
X3
|
9
|
8
|
6
|
23
|
7,67
|
X4
|
14
|
3
|
8
|
25
|
8,33
|
Jumlah
|
49
|
23
|
28
|
100
|
|
Rata-rata
|
9,8
|
4,6
|
5,6
|
|
6,67
|
Lampiran 7. ANOVA jumlah polong panen
pertama tanaman kacang panjang
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Kelompok
Perlakuan
|
2
4
|
149,33
19,33
|
74,67
4,83
|
11,08**
0,71tn
|
4,46
3,64
|
8,65
7,01
|
Galat
|
8
|
53,87
|
6,73
|
|
||
Total
|
14
|
76,13
|
|
|||
% KK
|
0,39
|
Lampiran 8. Data analisis jumlah polong
panen kedua tanaman kacang panjang
Perlakuan
|
Kelompok
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
X0
|
22
|
2
|
9
|
33
|
11
|
X1
|
12
|
22
|
2
|
36
|
12
|
X2
|
3
|
10
|
7
|
20
|
6,67
|
X3
|
15
|
39
|
7
|
61
|
20,33
|
X4
|
25
|
2
|
9
|
36
|
12
|
Jumlah
|
77
|
75
|
34
|
186
|
|
Rata-rata
|
15,4
|
15
|
6,8
|
|
12,4
|
Lampiran 9. ANOVA jumlah polong panen
kedua tanaman kacang panjang
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
||
5%
|
1%
|
||||||
Kelompok
Perlakuan
|
2
4
|
1557,6
294,27
|
778,8
73,57
|
6,07*
0,58tn
|
4,46
3,64
|
8,65
7,01
|
|
Galat
|
8
|
1027,73
|
128,47
|
|
|||
Total
|
14
|
235,6
|
|
||||
% KK
|
0,39
|
||||||
Lampiran 10. Data analisis jumlah polong
panen ketiga tanaman kacang panjang
Perlakuan
|
Kelompok
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
X0
|
30
|
5
|
6
|
41
|
13,67
|
X1
|
2
|
11
|
3
|
16
|
5,33
|
X2
|
7
|
2
|
2
|
11
|
3,67
|
X3
|
7
|
31
|
2
|
40
|
13,33
|
X4
|
27
|
10
|
11
|
48
|
16
|
Jumlah
|
73
|
59
|
24
|
156
|
|
Rata-rata
|
14,6
|
11,8
|
4,8
|
|
10,4
|
Lampiran 11. ANOVA jumlah polong panen
ketiga tanaman kacang panjang
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
||
5%
|
1%
|
||||||
Kelompok
Perlakuan
|
2
4
|
1493,6
364,93
|
746,8
91,23
|
6,83*
0,83tn
|
4,46
3,64
|
8,65
7,01
|
|
Galat
|
8
|
873,87
|
109,23
|
|
|||
Total
|
14
|
254,8
|
|
||||
% KK
|
1
|
||||||
Lampiran 12.
Data analisis jumlah polong panen keempat tanaman kacang
panjang
Perlakuan
|
Kelompok
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
X0
|
35
|
17
|
9
|
61
|
20,33
|
X1
|
6
|
25
|
22
|
53
|
17,67
|
X2
|
12
|
13
|
18
|
43
|
14,33
|
X3
|
47
|
31
|
17
|
95
|
31,67
|
X4
|
52
|
27
|
48
|
127
|
42,33
|
Jumlah
|
152
|
113
|
114
|
379
|
|
Rata-rata
|
30,4
|
22,6
|
22,8
|
|
25,27
|
Lampiran 13. ANOVA jumlah polong panen
keempat tanaman kacang panjang
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Kelompok
Perlakuan
|
2
4
|
2996,93
1601,6
|
1498,47
400,4
|
10,98**
2,68tn
|
4,46
3,64
|
8,65
7,01
|
Galat
|
8
|
1197,6
|
149,7
|
|
||
Total
|
14
|
197,73
|
|
|||
% KK
|
0,48
|
Lampiran 14. Data analisis berat polong
panen pertama tanaman kacang panjang
Perlakuan
|
Kelompok
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
X0
|
290
|
50
|
60
|
400
|
133,33
|
X1
|
100
|
60
|
70
|
230
|
76,67
|
X2
|
120
|
90
|
60
|
270
|
90
|
X3
|
170
|
170
|
100
|
440
|
146,67
|
X4
|
450
|
60
|
120
|
630
|
210
|
Jumlah
|
1130
|
430
|
410
|
1970
|
|
Rata-rata
|
226
|
86
|
82
|
|
131,33
|
Lampiran 15. ANOVA berat polong panen
pertama tanaman kacang panjang
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Kelompok
Perlakuan
|
2
4
|
164373,3
33373,33
|
82186,67
8343,33
|
10,31**
1,04tn
|
4,46
3,64
|
8,65
7,01
|
Galat
|
8
|
63746,67
|
7968,33
|
|
||
Total
|
14
|
67253,33
|
|
|||
% KK
|
0,68
|
Lampiran 16. Data analisis berat polong
panen kedua tanaman kacang panjang
Perlakuan
|
Kelompok
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
X0
|
480
|
40
|
130
|
650
|
216,67
|
X1
|
160
|
440
|
40
|
640
|
213,33
|
X2
|
60
|
160
|
150
|
370
|
123,33
|
X3
|
360
|
740
|
80
|
1180
|
393,33
|
X4
|
500
|
50
|
190
|
740
|
246,67
|
Jumlah
|
1560
|
1430
|
590
|
3580
|
|
Rata-rata
|
312
|
286
|
118
|
|
238,67
|
Lampiran 17. ANOVA berat polong panen
kedua tanaman kacang panjang
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Kelompok
Perlakuan
|
2
4
|
639173,3
115240
|
319586,7
28810
|
6,19*
0,56tn
|
4,46
3,64
|
8,65
7,01
|
Galat
|
8
|
413040
|
51630
|
|
||
Total
|
14
|
110893,3
|
|
|||
% KK
|
0,95
|
Lampiran 18. Data analisis berat polong
panen ketiga tanaman kacang panjang
Perlakuan
|
Kelompok
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
X0
|
720
|
60
|
100
|
880
|
293,33
|
X1
|
20
|
160
|
440
|
620
|
206,67
|
X2
|
100
|
20
|
40
|
160
|
53,33
|
X3
|
120
|
600
|
20
|
740
|
246,67
|
X4
|
540
|
120
|
180
|
840
|
280
|
Jumlah
|
1500
|
960
|
780
|
3240
|
|
Rata-rata
|
300
|
192
|
156
|
|
216
|
Lampiran 19. ANOVA berat polong panen
ketiga tanaman kacang panjang
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Kelompok
Perlakuan
|
2
4
|
776960
112693,3
|
388480
28173,33
|
5,11*
0,38tn
|
4,46
3,64
|
8,65
7,01
|
Galat
|
8
|
608106,7
|
76013,33
|
|
||
Total
|
14
|
56160
|
|
|||
% KK
|
1,28
|
Lampiran 20. Data analisis berat polong
panen keempat tanaman kacang panjang
Perlakuan
|
Kelompok
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
X0
|
800
|
300
|
200
|
1300
|
433,33
|
X1
|
100
|
510
|
410
|
1020
|
340
|
X2
|
180
|
420
|
300
|
900
|
300
|
X3
|
820
|
610
|
215
|
1645
|
548,33
|
X4
|
1000
|
430
|
920
|
2350
|
783,33
|
Jumlah
|
2900
|
2270
|
2045
|
7215
|
|
Rata-rata
|
580
|
454
|
409
|
|
481
|
Lampiran 21. ANOVA berat polong panen
keempat tanaman kacang panjang
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Kelompok
Perlakuan
|
2
4
|
1158610
452560
|
579305
113140
|
7,39*
1,44tn
|
4,46
3,64
|
8,65
7,01
|
Galat
|
8
|
627480
|
78435
|
|
||
Total
|
14
|
78570
|
|
|||
% KK
|
0,58
|
Lampiran 22. Data analisis rata- rata produksi
tanaman kacang panjang panen ke I, II, II dan IV
Perlakuan
|
Panen
|
Total
|
Rata-Rata
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
X0
|
133,33
|
216,67
|
293,33
|
433,33
|
1076,66
|
269,17
|
X1
|
76,67
|
213,33
|
206,67
|
340
|
836,67
|
209,17
|
X2
|
90
|
123,33
|
53,33
|
300
|
566,66
|
141,67
|
X3
|
146,67
|
393,33
|
246,67
|
540,33
|
1327
|
331,75
|
X4
|
210
|
246,67
|
280
|
783,33
|
1520
|
380
|
Lampiran 23. Data analisis total produksi kacang
panjang panen ke I, II, III, dan IV ton/hektar
Perlakuan
|
1 Ha/LP
|
(LL/LP) x Rata-Rata
|
gram ke kg
|
kg ke ton
|
X0
|
5000
|
1345825
|
1345,83
|
1,35
|
X1
|
5000
|
1045837,5
|
1045,84
|
1,05
|
X2
|
5000
|
708325
|
708,325
|
0,71
|
X3
|
5000
|
1658750
|
1658,75
|
1,66
|
X3
|
5000
|
1900000
|
1900
|
1,9
|
Keterangan:
1 Ha: Luas Lahan 1 Hektar, LP : Luas Petak
Lampiaran 22. Data hasil analisis laboratorium kesuburan
tanah desa Fitu
DOKUMENTASI
Gambar 5. Dokumentasi praktikum
bang maaf daftar pustakanya ada yang kurang
BalasHapus