Sprayer Mekanisasi Pertanian
KELOMPOK III
Siti Masita Litimi
Siti Fatima djabid
Sartati Rajak
Risaldy Rahman
Amran Goroahe
Suryani Fatmona
Udin Hadad
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “SPRAYER”.
Dalam penyusunan karya tulis makalah ini penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penyusun. Namun sebagai manusia biasa, penyusun tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penyusunan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penyusun berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Penyusun menyadari tanpa kerja sama antara dosen pembimbing dan penyusun serta beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penyusun demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu penyusun mengucapakan terima kasih kepada pihak yamg tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya makalah ini.
Akhir kata penyusun ucapkan banyak terima kasih semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Tenate, Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI \
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
II. PEMBAHASAAN
A. a Pengertian Sprayer
B. Fungsi Sprayer
C. Jenis-Jenis Sprayer Dan Spesifikasinya
D. Bagian-Bagian Sprayer Dan Fungsi Operasionalnya
E. Petunjuk Dan Kelengkapan Bagi Operator Sprayer
III. PENTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAK
I. PENDAHULAUAN
A.latar Belakang
Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. Produk-produk pertanian kita baik komoditi tanaman pangan (hortikultura), perikanan, perkebunan dan peternakan menghadapi pasar dunia yang telah dikemas dengan kualitas tinggi dan memiliki standar tertentu. Tentu saja produk dengan mutu tinggi tersebut dihasilkan melalui suatu proses yang menggunakan muatan teknologi standar. Indonesia menghadapi persaingan yang keras dan tajam tidak hanya di dunia tetapi bahkan di kawasan ASEAN. Mampukan kita memacu pertanian kita menjadi sektor yang sejajar dengan tetangga dan dunia?
Gambaran di atas menunjukkan bahwa sektor pertanian akan tetap penting dalam perekonomian serta tetap berperan dalam pembangunan nasional. Terlebih jika wacana pembangunan yang terintegrasi antara pertanian, industri dan perdagangan dipandang sebagai suatu sistem entity yang utuh. Kaitan yang erat antara pertanian dan industri serta perdagangan senantiasa menuntut berkembangnya kebijakan pembangunan pertanian yang dinamis sejalan dengan transformasi perekonomian yang sedang terjadi.Dalam suasana lingkungan strategis yang berubah dengan cepat, penajaman arah kebijaksanaan dan perencanaan pembangunan pada masa reformasi menjadi demikian penting.
Dengan mekanisasi pertanian diharapkan efisiensi dan produktivitas penggunaan sumber daya dapat ditingkatkan. Melalui mekanisasi pertanian ketepatan waktu dalam aktivitas pertanian dapat lebih ditingkatkan. Pertanian merupakan kegiatan yang tergantung pada musim. Pada saat musim tanam dan musim panen tenaga kerja yang dibutuhkan sangat besar. Tetapi pada waktu lain tenaga kerja kurang dibutuhkan dan ini mengakibatkan terjadinya pengangguran tak kentara. Dengan mekanisasi pertanian semua aktivitas pertanian dapat diselesaikan dengan lebih tepat waktu sehingga memberikan hasil yang lebih baik, di samping itu penggunaan alat dan mesin pertanian dapat juga mengurangi kejenuhan dalam pekerjaan petani dan tenaga kerja dapat dialokasikan untuk melakukan usaha tani lain atau kegiatan di sektor lain yang sifatnya lebih kontinyu.
Namun tidak semua teknologi dapat diadopsi dan diterapkan begitu saja karena pertanian di negara sumber teknologi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan negara kita, bahkan kondisi lahan pertanian di tiap daerah juga berbeda-beda. Teknologi tersebut harus dipelajari, dimodifikasi, dikembangkan, dan selanjutnya baru diterapkan ke dalam sistem pertanian kita. Dalam hal ini peran kelembagaan sangatlah penting, baik dalam inovasi alat dan mesin pertanian yang memenuhi kebutuhan petani maupun dalam pemberdayaan masyarakat. Lembaga-lembaga ini juga dibutuhkan untuk menilai respon sosial, ekonomi masyarakat terhadap inovasi teknologi, dan melakukan penyesuaian dalam pengambilan kebijakan mekanisasi pertanian. Makalah ini merupakan suatu kajian mekanisasi pertanian dengan fokus pada aspek kelembagaan teknologi dan kaitannya dengan kinerja sistem dan usaha agribisnis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Defenisi dari sprayer
2. Apa saja fungsi sprayer
3. Jenis-jenis sprayer dan spesifikasinya
4. Bagian-bagian sprayer dan fungsi operasionalnya
5. Petunjuk dan kelengkapan bagi operator sprayer
6.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sprayer
Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot.
Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.
Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1997 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan, 1977). Disamping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., 1992).
Dari hasil penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa kinerja sprayer elektrostatika lebih baik dari tipe sprayer lainnya, namun perlu modifikasi lebih lanjut terutama pada sumber tenaga (batere) dan pola penyebaran dropletnya agar pengeluarannya benar-benar terkontrol, bahan pembawa cairan kontak (media kontak) yang mahal mengingat tidak semua bahan kimia dapat diaplikasikan dengan menggunakan sprayer elektrostatik. Kelemahan lainnya adalah disain yang dibuat masih belum ergonomis (berat dan kurang flkesibel) sehingga agak menyulitkan dalam operasionalnya di lapangan. Di samping itu rancangan sprayer elektrostatik ini perlu dimodifikasi mengingat harga atau biaya produksinya masih tinggi bila dibandingkan dengan tipe sprayer lainnya (terutama jenis sprayer gendong / knapsack sprayer), baik produk lokal maupun impor. Hasil penelitian Kusdiana (1991) dan Roni Kastaman (1992) menunjukkan bahwa sebenarnya jenis sprayer yang dapat dianggap paling baik dan memenuhi kriteria pemakaian yang diinginkan oleh pemakai (umumnya petani) adalah sprayer dari jenis Microner atau Sprayer Elektrostatik.
Umumnya kriteria yang banyak diutamakan pemakai adalah kriteria jaminan ketersediaan suku cadang, keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan kepraktisan. Demikian pula kesimpulan dari hasil penelitian Mimin et.al. (1992), yaitu bahwa sprayer yang paling baik dari segi kinerja penyemprotannya adalah sprayer elektrostatik dan yang paling buruk sprayer hidrolik.
Pestisida yang dipakai dalam budidaya tanaman umumnya berbentuk cairan dan ada pula yang berbentuk tepung, digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster. Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah seperti teknik pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukan tingkat efisisnsi dan efektivitas dalam penggunaannya.
Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi alat penyemprot dengan tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Hidayat, 2001). Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1977 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. Di samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestyang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi.
B. Fungsi Sprayer
Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi.
1. Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut:
o Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama.
o Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit.
o Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma.
o Menyemprotkan pupuk cairan.
o Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.
2. Tujuan Sprayer
Agar mampu melakukan kalibrasi serta mnentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman tertentu.
C. Jenis-Jenis Sprayer Dan Spesifikasinya
Sprayer dikelompokan berdasarkan tenaga penggerak dan jenis pompa sprayer :
1. Berdasarkan tenaga penggerak
a. Sprayer dengan Penggerak Tangan (Hand Operated Sprayer)
o Atomizer (Hand sprayer)
o Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)
o Sprayer semi otomatis (Knapsack sprayer)
o Bucket sprayer
o Barrel sprayer
o Wheel barrow sprayer
o Slide pump sprayer
b. Sprayer Bermotor (Power Sprayer)
o Hydraulic sprayer
o Blower sprayer
o Hydro pneumatic sprayer
o Aerosol generator
2. Berdasarkan pompa sprayer
a. Pompa tekanan udara yaitu memompa udara ke dalam tangki cairan dan menekan cairan ke nozzle.
o Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)
o Hydro pneumatic sprayer
b. Pompa cairan yaitu memompa cairan langsung ke nozzle.
o Sprayer semi otomatis
o Bucket sprayer
o Barrel sprayer
o Wheel barrow sprayer
o Slide pump sprayer
o Power hydraulic sprayer
c. Pompa penghembus udara
o Atomizer (Hand sprayer)
o Power blower sprayer
Adapun jenis-jenis sprayer yang digunakan di lapangan yaitu :
a) Home hold sprayer (untuk kebutuhan rumah tangga)
b) Knapsack-sprayer dengan pompa udara tekan
c) Knapsack-sprayer bertekanan konstan dengan pompa plunyer
d) Bucket sprayer (sprayer ember)
e) Barrel sprayer (sprayer tong), dan Wheel barrow sprayer (sprayer beroda)
Spesifikasi Handsprayer
Secara umum spesifikasi alat penyemprot meliputi data teknis mengenai :
ü Volume tangki : 10 – 20 L
ü Kapasitas tangki : 8 – 16 L
ü Kekuatan tangki : 10 – 15 kg / cm2 ( 140 – 200 psi)
ü Bahan konstruksi : plat logam anti karat
D. Bagian-Bagian Sprayer Dan Fungsi Operasionalnya
Bagian-bagian utama sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa, pipa penyalur, saringan, tangki cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur tekanan serta klep pengatur semprotan. Dari bagian-bagian di atas, nozzle meruapakan bagian yang terpenting.
Nozzle adalah bagian sprayer yang menentukan karakteristik semprotan ; yaitu pengeluaran, sudut penyemprotan, lebar penutupan, pola semprotan, dan pola penyebaran yang dihasilkan. Nozzle dibuat dalam bermacam-macam disain. Setiap tipe butiran cairan yang khas dihasilkan oleh nozzle yang khas sesuai dengan kebutuhan.
Tipe-tipe nozzle :
o Centrifugal nozzle yaitu bentuk nozzle yang paling banyak dijumpai, dibuat dengan sudut penyemprotan yang lebar dan dengan berbagai model pola penyemprotan dan kapasitas.
o Flooding nozzle yaitu menghasil semprotan dengan model semburan. Nozzle ini disebut juga fan spray nozzle.
o Two-fluid atomizer yaitu menghasilkan droplet yang sangat halus dan menghindarkan pemborosan cairan, tetapi membuthkan tenaga yang lebih besar daripada tipe-tipe yang lain.
o Rotary atomizer yaitu digunakan untuk pekerjaan besar, menyemprotkan cairan dalam jumlah besar dengan gaya sentrifugal dan mempunyai pola penyebaran 360o.
Komponen-komponen nozzle :
o Body
o Penyaring
o spuyer (nozzle tips), dan nozzle cap
Ada beberapa macam nozzle pada sprayer yaitu :
o Hallow cone nozzle
Cara yang menarik ke dalam nozzle mengalami pemusingan hingga penyebaran butiran cairannya akan berbentuk cincin. Besar kecilnya ukuran sprayer kecuali ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak pemusingan cairannya. Makin panjang lintasan pemusingan yang ditempuh, makin besar ukuran spray, tetapi makin kecil diameter penyebaran butiran sprayernya. Keuntungan penggunaan nozzle ini karena dapat diperoleh penyebaran ukuran butiran spray yang seragam.
o Solid-cone nozzle
Nozzle ini merupakan hasil modifikasi dari hallo cone nozzle. Prinsip pembentukan spray hampir sama dengan hollo cone nozzle tetapi pada solid cone nozzle diberikan tambahan internal axiat jet yang tepat ukurannya yang akan memukul cairan di dalam nozzle yang sedang berputar. Dengan pemukulan tersebut cairannya akan menjadi makin turbulance dan aliran cairannya menjadi hancur, meninggalkan nozzle dalam bentuk butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk lingkaran penuh.
o Fan type nozzle
Type ini dibuat dengan jalan membuat potongan halus atau saluran yang menyilang permukaan luar dari arifice plate (plat tarikan). Bentuk tersebut menyebabkan cairan yang meninggalkan nozzle akan berupa lembaran tipis seperti kipas, yang kemudian akan pecah menjadi butiran-butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk elips penuh. Kelemahan nozzle ini mempunyai ukuran butiran cairan yang tidak merata. Terutama pada bagian ujung tepi penyemprotan, terdapat pengumpulan ukuran butiran yang besar-besar. Nozzle tipe ini kebanyakan dipakai pada sprayer bertekanan rendah (20-100 psi) untuk pengendalian herba.
Berdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong ini memiliki bagian utama yang terdiri :
o Tangki dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan.
o Unit pompa, yang terdiri dari silinder pompa, piston dari kulit.
o Tangkai pompa, untuk memompa cairan.
o Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi nosel.
o Manometer, untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki.
o Sabuk penggendong.
o Selang karet.
o Piston pompa.
o Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
o Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet.
o Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel
o Nosel, untuk memecah cairan menjadi pertikel halus
Gambar : bagian
E. Petunjuk Dan Kelengkapan Bagi Operator Sprayer
Dalam melakukan penyemprotan, yang harus diperhatikan saat aplikasi pestisida di lapangan adalah :
1. Udara pada waktu penyemprotan harus memungkinkan antara lain keadaan tenah (tidak berangin) dan udara masih dingin misalnya pada waktu pagi hari atau sore hari.
2. Penggunaan obat dan cara mencampurnya harus sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan.
3. Hindarkan kontak langsung dengan obat-obatan agar tidak terjadi keracunan.
4. Agar jangan sampai terjadi pencucian/pengeceran bahan kimia, janganlah melakukan penyemprotan pada waktu banyak embun atau sebelum dan selama hujan turun.
5. Selama penyemprotan berlangsung amatilah agar ukuran butiran cairan yang keluar, pola sebaran dan hasilnya tetap, butiran cairan waktu mengenai bagian-bagian tanaman tidak terpelanting. Dalam keadaan udara berangin, jalannya orang mengikuti arah angin.
6. Sedapat mungkin hindari pengenaan obat-obatan secara langsung pada bunganya.
Persyaratan yang diperlukan dalam mengoperasikan handsprayer (alat penyemprot) ini antara lain ialah isi tangki dengan cairan pestisida dan sisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk udara. Setelah diisi cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali pemompaan. Untuk mengetahui intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat diamati melalui manometer.
Beberapa persyaratan lainnya adalah bahan konstruksi terbuat dari plat tahan karat, bagian konstruksi pompa mudah dilepas untuk dibersihkan, selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapat dilepas dan dapat diganti baiktipe maupun ukuran lubangnya. Persyaratan lain yang berkaitan efektivitas aplikasi pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi kecepatan angin tidak melebihi 10 km/jam.
Kelengkapan alat yang diperlukan untuk mengoperasikan alat penyemprot ini antara lain:
1. Masker, alat pelengkap untuk menutup mulut dan hidung agar kabut yang mengandung pestisida tidak masuk ke dalam pernapasan.
2. Pakaian lengan panjang agar menutupi permukaan kulit bagian tangan, sarung tangan, serta kaca mata pelindung.
3. Ember, gelas ukur, dan corong plastik untuk menakar , mencampur, dan menuangkan larutan pestisida yang diaplikasikan ke dalam tangki.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut:
1. Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray.
2. Fungsi sprayer dapat disesuaikan dengan jenis dari sprayer itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan mekanisasi pertanian.
3. Dalam pengguanan sprayar yang di isi mengunakan pestida harus memenuhi standar keamanan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Pramudya B. 1996. Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk Usahatani Tanaman Pangan. IPB.
Tarmana D. 1976. Alat dan mesin pertanian untuk proteksi tanaman pangan. IPB
Sumber : Bagian dari penelitian penulis tahun 2009 dan rangkuman diskusi di beberapa kota , IMATETANI tahun 2007-2008.
Komentar
Posting Komentar